;

Jumat, 16 November 2007

UNM dalam cengkraman BHP

pendidikan adalah sebuah bentuk pencerdasan kehidupan bangsa. setiap mahluk yang namanya manusia wajib untuk mengenyam pendidikan, itu kata undang undang dasar negara tercinta ini. namun cita cita luhur tersebut hari ini hayalah sebuah kenangan manis peninggalan ptokoh tua kita yang telah mendahului kita.
hari ini tidak adalagi spirit untuk mencerdaskan sumber daya manusia yang akan memajukan bangsa indonesia ini dari keterpurukan di segala sektoral kehidupan kita. saya teringat perkataan ayah saya. katanya sekarang bernapas aja yang tidak di pungutin biaya. sekolahin anak sampe SMA saja tumbalnya adalah SK PNS di gadekan + 1 hektar ladang + 2 ekor ternak sapi. kalo mo kuliahin anak butuh sertifikat rumah dan muka tebal untuk ngutang ama tetangga.
betapa ironis kejadian yang terjadi di negara tercinta ini. HANYA DI INDONESIA... teringat kata presenter seputar indonesia.
saya adalah seorang mahasiswa universitas negeri makassar yang resah dengan bentuk pendidikan hari ini. pendidikan telah di jual, sekarang pungutan meraja lela di mana mana, alih alih untuk peningkatan sumber ajar nyatanya haya di gunakan untuk ???????.
SPP naik alat dan bahan praktikum berkurang, tugas menumpuk, dosen tak pernah masuk. kata senior saya katanya skarang banyak dosen yang mengajar di PTN negeri skarang lebih tertarik ngajar di luar negeri. maksudnya PTN swasta. katanya lebih sejahtera, padahal pungutan dalam PTN negeri tak kalah hebatnya dengan PTN swasta. inikah keinginan para pakar pendidikan kita yang tetap diam melihat hancurnya mutu pendidikan kita.
jangan salahkan jika kami melakukan pemberontakan moral, karena kalianlah yang mengajarkan kami untuk memberontak.

;